Berita Terkini

Rakorev SIPOL dan Pelaporan Dana Kampanye dalam Memfasilitasi Tahapan Pilkada

Manado, sulut.kpu.go.id - Untuk menyempurnakan beberapa hal dalam teknis implementasi Sistem Informasi Parpol (SIPOL) dan Pelaporan Dana Kampanye dalam menghadapi Pilkada 2020, maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melaksanakan Rapat Koordinasi Evaluasi Sipol dan Pelayanan Dana Kampanye, yang digelar di Hotel Holiday Inn Resort Baruna, Denpasar Bali 17-19 September 2019. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua KPU RI, Arief Budiman. Dalam sambutannya Arief menyebut bahwa Sipol membuat sistem Pemilu lebih kredibel, demikian juga pelaporan dana kampanye membuat sistem Pemilu lebih transparan sehingga publik dapat mengakses penggunaan dan hasil audit dana kampanye. Peserta disambut Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lartawan. Sementara selama 3 hari kegiatan, peserta akan mendapatkan materi dari Narasumber pada kegiatan tersebut diantaranya: Hasyim Asyari (Komisioner KPU RI Divisi Hukum dan Pengawasan), Ahsin Tohari (Kasubdit Partai Politik Bagian Administrasi Hukum Umum pada Kementerian Hukum dan HAM), Titi Anggraeni (Perludem). Juga nara sumber dari ICW, PPATK, IAI dan Bawaslu. KPU Sulut diwakili Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan, Meidy Tinangon, Kasubag Hukum Novri Ranti dan operator Sidakam, Steifi Latuserimala. (admin/kpusulut/red:mt. FOTO : KPU RI)

Makase So Bapilih

Manado, sulut.kpu.go.id - Pemilu 2019 tuntas dengan sejumlah pencapaian membanggakan. Partisipasi pemilih 81 persen (di atas target 77,5 persen), berkurangnya jumlah sengketa yang diajukan dan diterima Mahkamah Konstitusi (MK) hingga penyelenggaraan pemilu yang relatif aman dan kondusif adalah beberapa di antaranya.  Ucapan terima kasih pun disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kepada masyarakat yang turut menyukseskan perhelatan pesta demokrasi serentak yang baru pertama kali diselenggarakan ini.  Di Manado Sulawesi Utara ucapan terima kasih disampaikan langsung Ketua dan Anggota KPU RI Arief Budiman, Wahyu Setiawan, Evi Novida Ginting Manik, Ilham Saputra, Pramono Ubaid Tanthowi serta Viryan kepada masyarakat yang memadati di Manado Town Square (Mantos), Jumat (13/9/2019). Bersama jajaran KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota yang tengah mengikuti kegiatan Konsolidasi Regional (Konreg) Gelombang II, mereka mengenakan seragam bertuliskan "Makase So Bapilih" yang artinya "Terima Kasih Telah Memilih". Arief Budiman dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas partisipasinya di Pemilu 2019. Keikutsertaan masyarakat menjadi yang besar menjadi perhatian masyarakat dunia yang kemudian ingin mempelajarinya.  Selain itu Arief juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya Pemilu 2019, mulai dari Bawaslu, DKPP, pemerintah pusat dan daerah, NGO, serta Kepolisian dan TNI. "Apa yang sudah kita kerjakan saat Pemilu 2019, akan menjadi catatan bersejarah bagi penyelenggara demokrasi yang akan datang. Sehingga KPU sering mengingatkan kepada penyelenggara pemilu, apa yang kita kerjakan saat ini bukan hanya untuk kepentingan sesaat saja namun untuk kepentingan yang akan datang," tambah Arief. Acara ini turut dihadiri Kapolda Provinsi Sulawesi Utara Irjen Pol Remigius Sigid dan jajaran. (hupmas kpu ri dosen-jap/foto: dosen/ed diR) sumber : kpu.go.id

Pemilu Indonesia Jadi Rujukan Dunia

Manado, sulut.kpu.go.id – Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 di Indonesia menjadi perhatian dunia. Kesuksesannya membuat sejumlah negara kini berkeinginan untuk mempelajarinya lebih jauh. Pemilu 2019 sendiri selain berjalan dengan aman dan damai juga sukses mencapai tingkat partisipasi yang sangat memuaskan di angka 81 persen. Ketua KPU RI, Arief Budiman mengakui banyaknya negara yang mengapresiasi kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2019. Mereka juga telah menyatakan minatnya untuk mempelajari langsung proses pemilu yang telah digelar 17 April 2019 lalu tersebut. “Saya bicara di forum internasional banyak pihak yang mengapresiasi dan beberapa negara akan datang ke Indonesia untuk belajar pemilu serentak yang untuk pertama kalinya digelar,” ungkap Arief, saat membuka Konsolidasi Regional (Konreg) Peningkatan Partisipasi Masyarakat Gelombang II di Gedung Graha Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Manado, Kamis (12/9/2019). Menurut Arief prestasi yang telah dicapai ini haruslah dipertahankan. Dia mengajak agar jajaran KPU hingga tingkat terbawah terus meningkatkan kinerja, bekerja transparan dan menjaga integritas. “Tingginya tingkat Partisipasi masyarakat dalam pemilu, sengketa pemilunya yang sedikit serta kinerja penyelenggara pemilu bagus, juga menjadi tambahan catatan positif. Buat pemilu ini transparan, hingga semua orang bisa mengakses setiap tahapan pemilu,” tutur Arief. Meski begitu Arief mengakui penyelenggaraan Pemilu 2019 tidak terlepas dari kekurangan. Kelemahan ini harus segera diperbaiki untuk penyelenggaraan pemilu maupun pemilihan kepala daerah selanjutnya. "Seperti Situng (masih) berjalan lambat, ini otokritik untuk kita. Di era sekarang kecepatan menjadi penting. Kalau ini kita jaga, semoga demokrasi kita semakin jadi lebih baik dan lebih mendapatkan apresiasi dari banyak pihak," ujar Arief. Sebelumnya Kepala Biro Teknis dan Hupmas, Nur Syarifah, dalam laporannya mengatakan kegiatan konreg diselenggarakan untuk mengevaluasi seluruh tahapan sosialisasi. Selain itu untuk menyusun strategi mencapai target partisipasi masyarakat serta mencegah hoaks dalam pelaksanaan Pemilihan 2020. Hadir dalam Konreg II, Anggota KPU RI Evi Novida Ginting Manik, Ilham Saputra, Pramono Ubaid Tantowi, Viryan dan Wahyu Setyawan, Ketua DKPP RI Harjono, Ketua komisi II DPR RI Zainuddin Amali, Anggota Bawaslu RI Afifuddin, Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Steven Kandouw, Wakil Walikota Manado, Ketua dan Anggota KPU Provinsi Sulawesi Utara. Peserta Konreg II berasal dari KPU provinsi dan kabupaten wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. (hupmas kpu ri ook/foto: dosen/ed diR) Sumber : kpu.go.id

FGD RPP Nasional : Praktek Pemilu Minahasa Sudah Sejak Eksisnya Minahasa Raad

Minahasa, sulut.kpu.go.id - Mendukung rencana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Utara mengusulkan adanya Rumah Pintar Pemilu Nasional di Sulut, maka Pengelolah Runah Pintar Pemilu "Wale Pawowasan" KPU minahasa, pada Selasa (10/09), menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Bedah Histori Minahasa Raad dan Pemilu Minahasa Pra 1955” (Minahasa Pioner Demokrasi dan Kepemiluan di Indonesia). Kegiatan yang digelar di ruang rapat Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minahasa, di Tondano ini, dimoderatori Director Komunitas Penulis Muda Minahasa "MAPATIK", Rikson Karundeng. Mengantar diskusi, Karundeng menyebut soal mengapa pemerintah Indonesia membuat Minahasa sebagai pilot project pemilu yang pertama tahun 1951. “Eks Ketua Bawaslu RI, Nur Hidayat Sardini, menjelaskan jika demokrasi elektoral tertanam sangat dalam pada kultur sejarah Minahasa sehingga kemandirian daerah ini memiliki peran transformer terhadap aspek-aspek kehidupan lain. Di sinilah tempat yang paling baik berkecambahnya karakter demokrasi. Didukung oleh kemelekan huruf masyarakat, tapi juga dinamika sejarah yang sangat panjang. Terutama sejak abad 11 Masehi sudah bergelut dengan keadaan sifat-sifat kepemimpinan. Baik struktur adat yang mewarnai aspek pemerintahan, kemudian dihadapkan dengan demokrasi electoral,” ujarnya. Di Indonesia, sejarah mencatat bagaimana pemerintah Indonesia menyelenggarakan pemilu serentak pertama tahun 1955 dengan demokratis dan sukses. Beberapa alasan menyebut pemilu 1955 demokratis karena pemilu dengan sistem pemilihan langsung dan tingkat partisipasi cukup tinggi. Namun data-data lain menunjukkan jauh sebelum pemilu 1955, beberapa pemilu lokal telah berhasil diselenggarakan. Fakta juga membentangkan studi mendalam Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) bahwa Pemilu 1955 berdasar pada referensi pemilu lokal yang telah berhasil diselenggarakan, khususnya pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Minahasa pada 1951. “Pemilu 1951 yang merupakan pemilu lokal pertama di Indonesia diujicobakan. Pemilu langsung di Minahasa ini dianggap menarik dan kemudian menjadi referensi penting bagi penyelenggaraan pemilu 1955,” sebut Karundeng.   Dalam FGD ini, tampil sebagai pemantik, Drs. Fendy Parengkuan, MA (Sejarawan, Ketua Masyarakat Sejarawan Sulawesi Utara), Bodewyn Talumewo, S.S. (Sejarawan, Arsiparis, Pegiat Mawale Cultural  Center) dan DR Denni Pinontoan M.Teol. (Penulis, Peneliti, Pegiat Mawale Cultural Center).   Bodewyn Talumewo awalnya memaparkan secara umum tentang sejarah demokrasi di Minahasa. Ia juga mengulas sejarah Minahasa Raad, mulai dari pembentukan, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, termasuk sejarah pembangunan Gedung Minahasa Raad yang hingga kini masih berdiri kokoh di samping landmark zero point Manado. Fendy Parengkuan juga mengulas soal sejarah demokrasi modern di Minahasa. Pemilu 1948 dibahas secara khusus. “Orang Eropa pertama kali datang ke Minahasa, terkejut. Sebab negara mereka sistem keraajan. Di Minahasa kata mereka seperti Yunani. Mereka menyebut desa-desa di Minahasa doors repoblik. Segala kebijakan, keputusan selalu diambil bersama. Seluruh Indonesia, di Minahasa pertama kali ada dewan perwakilan rakyat. Dewan Minahasa yang disebut Minahasa Raad. Dibentuk tahun 1918,” terang Parengkuan. Sementara Denni Pinontoan memaparkan materi ‘Dari Maasa ke Minahasa-Raad, Demokrasi Ala Minahasa’. Dalam materinya ia mengulas lebih jauh soal nilai demokrasi yang berakar di Minahasa jauh sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat di Minahasa. Secara sistematis ia memaparkan tentang demokrasi tradisional Minahasa, Minahasa Raad sebagai lembaga demokrasi modern Minahasa, dan membahas secara khusus tentang makna logo Minahasa Raad. Ia juga merefleksikan makna-makna historis-kultural tentang Minahasa Raad, lebih khusus lagi makna di balik sejarah politik kehadiran dan keberadaan Minahasa Raad. “Masyarakat Minahasa tidak mengenal kata demokrasi. Tapi di sini kenapa ada ‘Minahasa pioner demokrasi di Indonesia ? Istilah ini barangkali digunakan dalam pengertian, jauh sebelum pemilu 1955 digelar, masyarakat Minahasa sudah mengenal dan memberlakukan prinsip-prinsip atau tata cara yang kemudian kita sebut demokrasi modern. Kita sudah mengenal sistem perwakilan dan musyawarah. Sistem ini sudah sejak lama dikenal di Minahasa, jauh sebelum orang Portugis dan Spanyol masuk ke Minahasa,” terang Pinontoan. Komisioner KPU Minahasa, Piter Mawikere mengungkapkan, banyak tokoh nasional sering menyebut jika Minahasa itu pioner demokrasi di Indonesia. FGD ini menurutnya sangat membantu mereka mendapatkan banyak alasan historis soal hal tersebut. “Banyak tokoh nasional menyebut Minahasa sebagai pioner demokrasi di Indoensia, kiblat demokrasi di Indonesia. Kami berterima kasih sebab dalam diskusi ini kami bisa mendapat gambaran secara luas soal demokrasi di Minahasa hingga perkembangannyadi era modern,” aku Mawikere. Sementara, mantan Ketua KPU Minahasa yang kini duduk sebagai komisioner KPU Sulawesi Utara, Meidy Tinangon mengakui jika FGD ini banyak mengangkat hak-hal yang belum terkuak ke permukaan. “Ternyata praktek pemilu modern seperti pengaturan hak memilih, pengaturan syarat calon, daerah pemilihan dan jumlah kursi, telah dipraktekkan di Minahasa dalam Pemilu Minahasa Raad yang eksis sejak 1918. Bukti otentik pengaturan tersebut dapat dilihat pada Peratoeran Tentang Pemilihan Anggota Minahasaraad yang diundangkan melalui Staatsblad 1929 nomor 355 sebagai perubahan Ordonnansi tertanggal 8 Februari 1919, Staatsblad nomor 65 yang sebelumnya diubah terakhir dengan Ordonnansi 6 September 1927." ungkap Tinangon. "Tentu saja ini makin mengokohkan peran sentral Sulut khususnya Minahasa dalam sejarah demokrasi Indonesia sebagai pioner demokrasi dan kepemiluan di Indonesia,” tandas Tinangon. Turut hadir dalam FGD ini, Komisoner KPU Minahasa Kristovorus Ngantung dan Rendy Suawa, Sekretaris KPU Minahasa DR Meidy Malonda MAP, sejumlah akademisi, jurnalis, aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Sulut dan Komunitas Peduli Pemilu. (Admin/kpusulut/red:mt)  

Rakor Evaluasi Ditutup, Sejumlah KPU Kabupaten dan Kota Terima Penghargaan

Manado, sulut.kpu.go.id - Rakor Evaluasi Tahapan Pemilu yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di Grand Kawanua Convention Center Kairagi-Manado, ditutup Ketua KPU Sulut Ardiles Mewoh, Selasa (27/8) malam.  Dalam kesempatan tersebut,  dibacakan sejumlah hasil evaluasi untuk perbaikan ke depan. Juga diserahkan penghargaan kepada lima Divisi KPU Kabupaten dan Kota   Penghargaan Divisi Terbaik diberikan kepada Divisi Keuangan dan Logistik KPU Kabupaten Kepulauan Talaud, Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kabupaten Bolsel, Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kabupaten Minsel, Divisi Perencanaan dan Data KPU Kabupaten Sangihe, Divisi Sosialisasi, Partisipasi dan SDM  KPU Kabupaten Bolmong.  Selain itu, diberikan juga penghargaan khusus Pelaporan Keuangan terbaik kepada KPU Kabupaten Talaud, KPU Kabupaten Minut dan KPU Kabupaten Bolsel. Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Sulut, Meidy Tinangon menjelaskan, penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi sekaligus untuk memotovasi.  “Jadi, ada parameter penilaian terhadap kinerja dari tim penilai,” jelasnya.  Terkait Rakor ini, sebelumnya Ketua KPU Sulut Ardiles Mewoh menjelaskan, tahapan Pemilu 2019 sudah dimulai sejak 2017, dan semua tahapan telah dilaksanakan sesuai ketentuan oleh semua jajaran penyelenggara. “Saat ini kita telah menetapkan calon terpilih dan telah mengajukan usulan pelantikan. Jika ada persoalan pasca penetapan calon terpilih dan pengusulan pelantikan maka itu bukan wilayah KPU lagi,” ungkap Mewoh.  Ia pun mengapresiasi kinerja seluruh divisi dengan capaian maksimal. Di antaranya Mewoh mengapresiasi data pemilih tak ada masalah di rekapitulasi  nasional. Pencalonan dan pemungutan suara terlaksana sesuai tahapan.  Partisipasi pemilih se-Sulut juga melampaui target 77.5 % dimana mencapai 83, 4% untuk Pileg dan 84% untuk Pilpres. Logistik di seluruh TPS terlayani dan sengketa hukum hingga sengketa hasil di MK mampu dituntaskan jajaran KPU. Mewoh juga mengapresiasi support Pemerintah Provinsi, Forkompimda dan stakeholder di Sulut. (admin/kpusulut/MT)

Mewoh buka Rakorev Tahapan Pemilu 2019, Pemprov Apresiasi Kinerja KPU

Manado, sulut.kpu.go.id - Tahap akhir penyelenggaraan Pemilu 2019 adalah evaluasi dan pelaporan, karenanya KPU Sulut menggelar Rakor Evaluasi Tahapan Pemilu 2019, Senin-Rabu (26/8 - 28/8) bertempat di Grand Kawanua Convention Center Kairagi-Manado. Kegiatan tersebut dibuka Ketua KPU Provinsi Sulawesi Utara, Ardiles Mewoh. "Pemilu itu memiliki sebuah siklus, dan evaluasi merupakan akhir dari satu siklus dan akan memulai lagi siklus baru," ungkap Mewoh dalam sambutan pembukaan. Mewoh menjelaskan bahwa tahapan Pemilu 2019 sudah dimulai sejak 2017, dan semua tahapan telah dilaksanakan sesuai ketentuan oleh semua jajaran penyelenggara. "Saat ini kita telah menetapkan calon terpilih dan telah mengajukan usulan pelantikan. Jika ada persoalan pasca penetapan calon terpilih dan pengusulan pelantikan maka itu bukan wilayah KPU lagi," ungkap Mewoh. Mewoh mengapresiasi kinerja seluruh divisi dengan capaian maksimal. Diantaranya Mewoh mengapresiasi bahwa data pemilih tak ada masalah di rekapitulasi nasional. Pencalonan dan pemungutan suara terlaksana sesuai tahapan. Partisipasi pemilih se Sulut melampaui target 77.5 % dimana mencapai 83, 4% untuk Pileg dan 84% untuk Pilpres. Logistik di seluruh TPS terlayani dan Sengketa hukum hingga sengketa hasil di MK mampu dituntaskan jajaran KPU. Mewoh juga mengapresiasi support Pemerintah Provinsi, Forkompimda dan stakeholder di Sulut. Turut hadir dalam pembukaan, mewakili Gubernur Sulut Kaban Kesbangpol dan Linmas, Drs. Mecky Onibala, M.Si. Gubernur dalam sambutan tertulis yang dibacakan Onibala menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara Pemilu di Sulut yang telah menggelar Pemilu dengan sukses.   "Hal ini tak lepas dari sinergi penyelenggara Pemilu dengan setiap stakeholder dan komponen masyarakat, " ungkap Onibala. Rakor evaluasi akan berlangsung hingga Rabu, dan dalam rangkaian kegiatan diagendakan evaluasi bersama Peserta Pemilu terkait kampanye serta FGD dengan stakeholder temtang "evaluasi implementasi konstruksi penegakan hukum Pemilu". (admin/kpusulut/MT)